Pengalaman jadi Kurator Pameran Lukisan “Jenderal Gerilya” Purbalingga
Menjadi bagian dari Pameran Lukisan Jenderal Gerilya Tahun 2022 di Purbalingga jadi hal menantang sekaligus menyenangkan. Begini ceritanya.

Tetiba kembali teringat momen meeting kurasi ide lukisan untuk Pameran Lukisan "Jenderal Gerilya". Wah, ternyata udah lama banget yah. Tahun 2022 yang lalu!

Sejujurnya, pameran lukisan itu sangat berkesan untuk AkuBangkit. Sebab, itu kali pertama menjadi seorang kurator dalam event pameran lukisan di muka bumi ini.

Mungkin AkuBangkit belum menjadi kurator sesuai pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tapi, menjadi kurator pameran itu adalah sebuah kehormatan yang bikin bahagia sekaligus deg-degan.

Sebagai informasi, KBBI menyebutkan bahwa kurator adalah orang yang mengelola koleksi museum, perrpustakaan, pameran seni lukis, dan galeri seni.

Pameran Lukisan "Jenderal Gerilya" di Purbalingga....

Pameran lukisan bikinan Dewan Kesenian Purbalingga ini bercerita tentang Panglima Besar Jenderal Soedirman. Ada 15 lukisan yang menampilkan Sang Jenderal Gerilya dalam berbagai momen penting!

Event kreatif di Purbalingga ini digelar dengan mengadopsi konsep gerilya yang khas Jenderal Soedirman. Jadi, selama periode 3-9 Oktober 2022, pameran ini berpindah-pindah venue.

Roadshow pameran dilaksanakan di Pendapa Kantor Kecamatan Bobotsari, Pendapa Kantor Kecamatan Kejobong, Pendapa Kantor Kecamatan Bukateja dan puncaknya di Bioskop Misbar Purbalingga.

Ketua Dewan Kesenian Purbalingga saat itu, Bowo Leksono bilang, event kayak gini penting buat memancing anak-anak muda Purbalingga lebih aware sama kiprah pahlawan kelahiran Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga.

Menghidupkan Jenderal Soedirman di Momen Penting.

Dalam acara ini terdapat karya lukis dari para pelukis dari Purbalingga. Seperti Bambang Basuki, Efendi, El Permana, Imam Ghozali, dan Imam Karsono.

Kemudian ada juga Khadno Aprianto, Khodirin, Kurniawan, Muhammad Aminudin, Muhammad Sya’din, Sadiman Abdul Hadi, Slamet Riyadi, Suratno Amru, Sugeng Riyadi, dan Tri Herwanto.

Tugas utama pelukis di Purbalingga ini memvisualkan Jenderal Soedirman dalam berbagai momen bersejarah. Mereka melukis berdasarkan foto, dengan gaya khasnya masing-masing, tentu.

Dengan keterbatasan sumber foto, baik dari sisi kualitas gambar maupun validitasnya, jadi pameran ini lebih banyak menampilkan Jenderal Soedirman ketika era pasca-kemerdekaan Republik Indonesia.

Bagaimana Respon Publik? Alhamdulillah, baik.

Masyarakat antusias, sebab mereka juga sudah bisa lihat proses awal melukis. Dewan Kesenian Purbalingga bikin acara melukis bersama para pelukis sebagai "gong pembuka" rangkaian acara.

Dan, pas mereka melihat lukisan yang dipamerkan, pengunjung dibikin "oh ada momen ini ya". Apalagi dengan adanya deskripsi di tiap lukisan, jadi mereka lebih paham konteksnya.

Nah, yang menarik, sejumlah karya di Pameran Lukisan "Sang Jenderal Gerilya" itu juga laku terjual. Bupati Purbalingga dan sejumlah pejabat beli lukisannya.

Semuanya senang. Alhamdulillah banget deh. Hehehe.

Behind The Scene menjadi Kurator dalam Pameran Lukisan.

Eh, jadi lupa, tadi lagi cerita soal tugas kurator yang AkuBangkit harus lakukan dalam pameran lukisan di Purbalingga tentang Jenderal Soedirman ini ya. Hehehe, maaf.

Jadi, Dewan Kesenian Purbalingga dan AkuBangkit bagi tugas. Konsep acara dan pengondisian pelukis menjadi tanggung jawab Bowo Leksono dan tim.

Sementara AkuBangkit yang didaulat menjadi kurator pameran bertugas mengumpulkan materi dasar berupa foto, melakukan validasi dan memilih foto terbaik dengan story yang kuat.

Nggak cuma itu, AkuBangkit juga harus menyampaikan makna bahan lukisan itu kepada pelukis plus bisa membuat deskripsi agar mudah dipahami oleh pengunjung.

Iya betul. Nggak seribet dan sedetail kurator asli. Memang lebih tepat disebut belajar menjadi kurator. Tapi, tetep aja ini pengalaman yang luar biasa!

Yang Terjadi Sejak Itu...

Ya, sejak itu, AkuBangkit menjadi lebih menghargai karya seni. Nggak melihat sebuah karya dengan sudut pandang subyektif. Walaupun itu ya sah-sah saja.

Dengan pemahaman yang awam ini, sekarang ini AkuBangkit lebih ingin tau apa sebenarnya cerita dan nilai yang lagi dibangun seorang seniman dalam karyanya.

Kalau menurut kamu, gimana seharusnya kita ini menikmati karya seni? Ayo dong share di kolom komentar. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *