Bandara Jenderal Besar Soedirman sudah resmi nih melayani penerbangan komersial. Tahukah kamu ada fakta-fakta unik yang melekat pada bandara di Purbalingga ini?
Berkat operasional bandara di Purbalingga ini, masyarakat jadi mudah terbang dari Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga ke Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Nggak cuma itu. Sekarang ini, orang-orang juga bisa menikmati penerbangan dari Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga ke Bandara Juanda di Surabaya.
Penerbangan pesawat ATR 72 Citilink dari Bandara Soedirman Purbalingga ke Jakarta dan Surabaya tersebut merupakan rute penerbangan pulang pergi alias PP.
Cuma, pada tahapan awal di Juli 2021 ini, intensitas penerbangan menuju dua metropolitan di Indonesia ini baru dua kali dalam sepekan. Kamis dan sabtu, jadwalnya.
Kabarnya, jumlah penerbangan Citilink akan ditambah kalau penjualan tiket pesawat moncer. Selain itu, Wings Air juga minat buka rute dari dan ke Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga.
Ide Staycation Purbalingga : Kamu Harus Baca Cerita Staycation di Purbalingga Ini, Sebelum Memutuskan Staycation di Braling Grand Hotel by Azana. Gagean!
Oke. Tapi tahukah kamu kalau ada beberapa fakta unik terkait sejarah yang menyelimuti pada Bandara Jenderal Soedirman?
Kalau belum, yuk simak blogpost tentang Fakta-Fakta Unik Bersejarah mengenai Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga versi AkuBangkit.

1. Bandara berada di desa bersejarah bagi Tlatah Panginyongan.
Bandara Jenderal Besar Soedirman berada di wilayah Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Purbalingga. Makanya, ada aja yang menyebut bandara ini dengan nama Bandara Wirasaba.
Wirasaba itu bukan desa sembarangan loh. Wilayah di tenggara Purbalingga ini punya sejarah panjang. Wirasaba adalah asal mula wilayah Banyumas Raya.
Ceritanya, pada era kerajaan dulu, Kadipaten Wirasaba merupakan kadipaten yang punya kekuasaan yang cukup luas di Jawa Tengah Bagian Selatan ini.
Kemudian, Joko Kaiman atau Adipati Mrapat yang membagi wilayah Kadipaten Wirasaba menjadi empat. Empat wilayah itu yang jadi cikal bakal Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Banjarnegara.
Sayangnya, kejayaan Kadipaten Wirasaba seperti meredup. Nggak gampang untuk mengenali jejak kejayaan kadipaten yang punya hubungan dengan Kerajaan Pajajaran ini.
Yah, semoga eksistensi Bandara Jenderal Besar Soedirman kembali memancarkan pesona wilayah Wirasaba dan Purbalingga. Iya kan?
2. Cikal Bakal Bandara Ada Sejak Zaman Kolonial.
Sejarah adanya bandara di Purbalingga nggak lepas dari kepentingan militer dan ekonomi. Waktu itu, hanya pesawat pengintai, pesawat bomber, Piper Cub, Fokker dan Sopwith Camel yang menggunakan jalur pacu berupa sepanjang 1.000 meter ini
Pemerintah Hindia Belanda membangun bandara ini tahun 1938 dalam rangka memudahkan pergerakan Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger alias ML-KNIL.
Karena jadi bagian dari fasilitas tempur, bandara ini juga sempat diambil alih oleh Jepang. Dan, dikuasai lagi oleh Belanda.
Menariknya, pada tahun 1948 silam, bandara ini sudah melayani penerbangan komersial. Penumpang bisa disebut bisa menikmati minuman limun dan nasi goreng di tempat transit nonpermanen.
Jadi, wajar banget dong, kalau sekarang ini Bandara Jenderal Besar Soedirman kembali melayani penerbangan komersial. Hehehe.
Oh iya, kalau mau baca ulasan tentang sejarah Bandara Jenderal Besar Soedirman di era penjajahan, baca di “Sejarah Kelam Bandara Jenderal Soedirman Sebelum Resmi Dibangun Kembali“

3. Ide Ketika Bapak Memimpin, Resmi Ketika Anak jadi Bupati.
Ya betul! Ide menghidupkan kembali Lanud Wirasaba (nama saat itu) menjadi bandara komersil adalah ide dari Triyono Budi Sasongko. Ide itu lahir di tahun 2006.
Waktu itu, Pak TBS menjabat sebagai Bupati Purbalingga. Berarti periode jabatan ke 2. Sementara, Ganjar Pranowo masih menjadi anggota DPR RI.
Kemudian, Bupati Purbalingga selanjutnya meneruskan perjuangan atas mimpi ini. Heru Sudjatmoko, Sukento Rido Marhaendrianto, Tasdi dan Dyah Hayuning Pratiwi.
Dan ternyata, pada akhirnya yang meresmikan operasional Bandara JB Soedirman di 1 Juni 2021 adalah Dyah Hayuning Pratiwi. Anak mbarek Pak TBS.
Sungguh catatan sejarah pembangunan bandara yang unik banget nih yah. Nggak bakal mudah ditiru nih. Ya nggak?
4. Menggunakan nama pahlawan nasional dari Purbalingga.
Jenderal Soedirman adalah pahlawan nasional di Indonesia. Patung Jenderal Soedirman ada di berbagai kota. Banyak jalan protokol menggunakan nama Jenderal Soedirman.
Sayangnya, nggak banyak yang tahu kalau Jenderal Soedirman lahir di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Tepatnya di 24 Januari 1916.
Keberadaan Museum Tempat Lahir (MTL) Jenderal Soedirman di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang adalah saksi lahirnya ahli siasat perang ini di Purbalingga.
Penggunaan nama Jenderal Besar Soedirman sebagai nama bandara nggak lepas dari niatan untuk penghormatan terhadap Jenderal Soedirman serta mengenalkan Purbalingga sebagai tempat lahir Sang Jenderal.
Kalau meminjam penjelasan budayawan Purbalingga, Agus Sukoco, penamaan itu bisa disebut sebagai salah satu upaya “ngalap berkah” dari nama baik dan semangat juang Jenderal Soedirman.
Nggak cuma itu sih. Peresmiannya di 1 Juni 2021 juga pas banget dengan Hari Lahir Bung Karno. Ya, Ir Soekarno yang jadi Proklamator Republik Indonesia.
Akar sejarahnya udah kuat banget kan. Jadi, pantas saja kalau masyarakat di Purbalingga berharap banyak sleberan rejeki atas operasional Bandara Jenderal Besar Soedirman.

5. Menghubungkan Purbalingga dengan banyak kota besar di Indonesia.
Bandara Jenderal Besar Soedirman ini menghubungkan Purbalingga ke Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta dan Bandara Juanda di Surabaya, melalui penerbangan setiap Kamis dan Sabtu.
Meskipun cuma terlihat dua bandara saja. Tapi sebenarnya, dengan adanya dua rute tersebut, sejatinya Purbalingga sudah terhubung dengan rute penerbangan yang strategis.
Kenapa? Kan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dan Bandara Juanda Surabaya itu punya koneksi kuat dengan bandara di kota-kota besar di Indonesia!
Jadi, kalau mau ke berbagai kota besar di Indonesia dari Purbalingga (ataupun sebaliknya) dengan mudah dan lebih cepat, bukan lagi mimpi dari Hongkong. Nggak cuma bisa naik bisa AKAP. Iya mbok, lik?
Dan, kalau ada penambahan rute penerbangan lagi oleh citilink atau maskapai penerbangan lain kayak Wingairs bahkan Garuda Airlines, jelas lebih luas lagi dong koneksi Purbalingga dengan kota besar di Indonesia.
Yah, sementara ini, kalaupun ada kendala, itu tentang pengaturan jadwal penerbangan saja. Biar pas momen transitnya. Kan, Bandara Jenderal Besar Soedirman baru dua kali penerbangan perpekan.
Wisata Kota Purbalingga : Lukisan Mural di Dinding Bioskop Misbar Purbalingga yang Nggak Ada Obat. Bisa Bikin Selfie Kamu Gampang Viral, Yuh Gasss!
Wah, ternyata banyak juga yah keunikan sisi sejarah terkait Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga Jawa Tengah. Emang layak nih jadi kebanggaan warga Banyumas Raya. Hehehe.
Wankawan punya keunikan lain, yang belum sempat di ulas? Langsung aja tuh tulis di kolom komentar. Biar dunia semakin banyak tahu bandara di Purbalingga ini.