Dunia ini menggelar peringatan Hari AIDS Sedunia setiap tanggal 1 Desember. Peringatan ini dilaksanakan demi menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaaan masyarakat dunia terhadap keberadaan HIV dan AIDS di tengah peradaban manusia.
Kalau mengutip dari Wikipedia, sejarah awal mula konsep peringatan Hari AIDS Sedunia ini lahir dari ide James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun Agustus 1987. Keduanya adalah pejabat humas untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss.
Bunn dan Netter lalu memberanikan diri untuk sharing ide kepada Direktur Pogram AIDS Global (kini UNAIDS), Dr Jonathan Mann. Dan, kemudian, Mann acc mereka.
HIV dan AIDS itu Dua Hal Yang Berbeda Loh.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Yang mana, Virus HIV itu menyerang sistem kekebalan tubuh. Kemudian, virus itu akan melemahkan kemampuan tubuh penderitanya dalam melawan infeksi dan penyakit.
Sementara AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, maka tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Sampai sekarang, obat ataupun metode penanganan terhadap HIV masih belum ditemukan. Penanganan pengidap HIV hanya dilakukan dengan pengobatan yang fungsinya untuk memperlambat perkembangan virus di dalam tubuh. Dengan begitu, pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan normal.
Jenis Manusia Mana Nih: Tentang Relawan Sosial dan 5 Jenis Manusia. AkuBangkit Sih Nggak Mau Termasuk Jenis Manusia Nomor 5!
Sayangnya, walaupun kampanye memerangi HIV/AIDS itu terus menggema seantero dunia, kampanye tentang kesadaran terhadap HIV/AIDS di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ini masih belum terlalu bergelora. Harus jujur nih.
Padahal, jika mengacu data dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Purbalingga, temuan kasus HIV/AIDS di Kota Perwira sudah gila-gilaan. Jumlah kasus HIV/AIDS di Purbalingga terus bertambah setiap tahunnya.
KPAD Purbalingga mencatat ada temuan kasus HIV/AIDS sebanyak 446 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Purbalingga. Jumlah itu merupakan jumlah total selama periode tahun 2010 sampai dengan Agustus 2020 kemarin.
Rinciannya, KPAD Purbalingga menyebut ada 218 kasus HIV dan 228 kasus AIDS. Yang mana, 191 orang dengan HIV/AIDS alias ODHA yang meninggal dunia mencapai 191 kasus.
Ketika bikin video podcast “Spik Sana Spik Sini” di penghujung AGustus 2020 kemarin, Ketua KPAD Purbalingga (Alm) Heny Ruslanto bercerita kalau kasus HIV maupun AIDS di Kabupaten Purbalingga didominasi oleh kaum lelaki!
Nah, sebagai salah satu upaya bersama untuk penyadar-tahuan masyarakat di Purbalingga terhadap pertumbuhan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Purbalingga, AkuBangkit bakal mengulas beberapa fakta-fakta gila tentang keberadaan HIV/AIDS di Purbalingga.
Satu. Faktor Risiko Penyebaran Infeksi HIV/AIDS di Kabupaten Purbalingga.
Berdasarkan data KPAD Purbalingga, diketahui kalau para pelaku heteroseksual menjadi penyokong utama tingginya kasus HIV/AIDS di Purbalingga. Terdapat 372 kasus HIV/AIDS yang dipicu oleh faktor heteroseksual! Mereka banyak tersebar di Kecamatan Purbalingga, Mrebet dan Bobotsari.
Faktor risiko lainnya yakni Lelaki Suka Lelaki atau LSL (65 kasus), Tertular Suami (52 kasus), Tertular Orang tua (20 kasus) dan Biseks (6 kasus). Di luar itu, faktor risiko lainnya ada karena pemakaian jarum tato dan jarum suntik, tertular PSK, hingga trafficking.
Dua. Sebaran Usia Orang yang Terinfeksi HIV/AIDS di Purbalingga.
Mulai dari bayi belum lahir hingga orang yang berusia lebih dari 60 tahun ada yang sudah terpapar virus HIV. Akan tetapi, yang paling banyak menderita HIV/AIDS di Purbalingga Jawa Tengah ini adalah orang-orang produktif!
Dari segi usia, penderita ODHA paling banyak adalah mereka yang berusia 30-39 tahun (182 kasus), orang berusia 20-29 tahun (160 kasus), orang berusia 40-49 tahun (103 kasus), orang berusia 50-59 tahun (44 kasus), orang berusia 5-14 tahun (23 kasus).
Kalau mengacu data KPAD Purbalingga sih, banyak banget anak-anak usia 0-19 tahun yang terinfeksi HIV/AIDS. Totalnya, ada 51 generasi muda di Kabupaten Purbalingga yang menyandang status sebagai ODHA!
Tiga. Jenis Pekerjaan Orang yang Terkena Virus HIV.
Kalau dari aspek pekerjaan, faktor risiko terinfeksi HIV/AIDS itu cukup beragam. Dari yang bekerja sampai yang pengangguran ada yang terpapar virus ini.
KPAD Purbalingga mendata ada 282 orang pekerja swasta yang kemudian terinfeksi virus HIV di Purbalingga. Kemudian ada ibu rumah tangga (46 kasus), buruh (33 kasus), pelajar (29 kasus), tidak sekolah (3 kasus).
Di luar itu, ada juga ODHA di Kabupaten Purbalingga yang memiliki pekerjaan sebagai PSK, penjahit, sopir dan juga ASN.
Empat. Sebaran Temuan Kasus HIV/AIDS di Purbalingga.
Dari 18 kecamatan di Kabupaten Purbalingga, nggak ada satupun wilayah yang bebas dari temuan kasus HIV/AIDS, selama periode tahun 2020 hingga Agustus 2020. Fakta ini tentu saja membikin sedih kita semua kan.
Temuan kasus HIV dan AIDS di Purbalingga paling banyak ada di Kecamatan Purbalingga, yakni 51 kasus. Kemudian ada Kecamatan Mrebet (42 kasus), Kutasari (33 kasus), Padamara (32 kasus) dan Rembang (31 kasus).
Sementara temuan kasus HIV/AIDS paling sedikit ada di wilayah Kecamatan Kertanegara, Karangjambu, Karanganyar, Pengadegan dan Kejobong. Bagaimana dengan wilayah wankawan?

Lalu, Bagaimana Mengatasi Penyebaran HIV/AIDS?
Yang paling utama jelas jangan melakukan seks bebas, seks menyimpang ataupun berbagi jarum suntik, demi menghindarkan diri dari infeksi HIV. Dengan melindungi diri, kan sudah tentu akan melindungi keluarga dan orang yang tercinta kan.
Kemudian, kenali dan pahami masalah infeksi HIV dan AIDS ini dengan baik. Kalau perlu langsung aja tuh tes HIV di Klinik VCT yang ada di rumah sakit. Apalagi kalau wankawan merasa pernah melakukan perilaku berisiko kan.
Dan, yang nggak kalah pentingnya juga jangan sampai wankawan melanggengkan stigma negatif dan diskriminasi terhadap ODHA yah! Karena HIV itu nggak gampang menular kok. Jauhi aja penyakitnya, jangan jauhi orangnya.
Oya, virus HIV nggak bakal menyebar melalui bersalaman, bertukar pakaian, batuk atau bersin, berbagi toilet, berenang, berbagi makanan, gigitan nyamuk bahkan tinggal satu rumah dengan ODHA kok. Semua itu mitos.
Tips Melawan Ngantuk Berat: Cara Ini Begitu Mudah untuk Mengatasi Kantuk Tanpa Minum Kopi, Bisa Banget Dicoba!
Sebaiknya malah, kalau wankawan punya teman atau keluarga yang menjadi ODHA, dukung mereka untuk rajin mengonsumsi obat Anti Retro Viral atau ART. Obat itu membuat virus “tertidur” dan nggak cepat berkembang biak.
Sebab, penderita HIV itu pada dasarnya tetap bisa beraktivitas dan berkeluarga. Selama menerapkan pola hidup sehat, tentunya.
Selamat Hari AIDS Sedunia 2020. Mari wujudkan semangat “Saya Berani, Saya Sehat”.
AYO TRAKTIR AKUBANGKIT SECANGKIR KOPI LOKAL PURBALINGGA, BIAR TAMBAH SEMANGAT BIKIN KONTEN. CARANYA GAMPANG BANGET KOK. KLIK BANNER KECE DI BAWAH INI YAH. 🙂
