penonton film fiksi indonesia
Catatan Kecil

Festival Film Purbalingga 2020 & Momen Hebat bagi Sineas Muda di Banyumas Raya. Meski Pandemi, Karya Bersemi!

Sekitar bulan Maret atau April 2020, Markas Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga tampak terlalu biasa-biasa saja. Malah bisa dibilang Markas CLC Purbalingga yang berada di Jalan Puring Purbalingga sepi sih, padahal Festival Film Purbalingga 2020 kian dekat.

Kalau pakai perbandingan year on year, biasanya pegiat CLC Purbalingga sibuknya minta ampun di kuartal pertama. Mereka sibuk berkeliling ke berbagai sekolah menengah atas di Kabupaten Purbalingga untuk menggelar workshop produksi film.

Workshop film yang menyasar sineas pelajar yang bergabung ekstrakulikuler sinematografi ini adalah pertanda bakal berjalannya Festival Film Purbalingga. Yah, mirip-mirip posisi “hilal” pada awal Ramadhan gitu. Heuheuheu.

Penetapan Pandemi Covid-19 memporak-porandakan semua agenda peradaban. Nah, salah satu event yang terdampak yah Festival Film Purbalingga 2020 ini.

Padahal publikasi Festival Film Purbalingga 2020 sudah diupload di media sosial. Rencananya, FFP 2020 digelar selepas Lebaran.

Akan tetapi, pandemi jauh lebih kuat dan awet. Bahkan sampai Oktober 2020. Alhasil, festival film yang memasuki tahun ke ke 14 ini pasti ditunda.

Makanya, ketika ada keputusan untuk tetap melaksanakan Festival Film Purbalingga 2020, AkuBangkit termasuk orang yang menyambutnya dengan antusias. Penasaran juga jadi kayak apa nih konsep FFP 2020 di tengah pandemi Covid-19.

“Sedih memang jika FFP tahun ini tidak bertemu langsung penonton, utamanya masyarakat desa. Tapi bagaimana lagi, kami harus menyesuaikan.” Begitu kata Direktur FFP, Bowo Leksono dalam keterangan persnya.

blogger jawa tengah

Bagaimana Pandemi Covid-19 Mengubah Konsep FFP 2020?

Festival Film Purbalingga (FFP) 2020 dilaksanakan di Bioskop Misbar Purbalingga. Venue kreatif ini berada di kawasan Usman Janatin Purbalingga City Park jalan Ahmad Yani Nomor 57 Purbalingga.

Kalau belum tahu tentang venue kreatif hibah dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) atau sekarang ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Ekonomi Kreatif, AkuBangkit sudah pernah bikin ulasan tentang Bioskop Misbar Purbalingga.

Kenal Lebih Dekat: Bioskop Misbar Purbalingga, Ruang Kreatif dan Konsep Virtual Event. Sudah Pernah Nonton Acaranya?

Karena alasan pandemi Covid-19 yang membuat orang-orang dilarang untuk berkerumun, maka Festival Film Purbalingga (FFP) 2020 hanya digelar selama sepekan, yakni 24-31 Oktober 2020.

Padahal, FFP ini sudah dikenal sebagai festival film yang punya durasi lama. FFP 2020 biasanya digelar satu bulan penuh. Jarang-jarang ada yang kuat lahir dan batin bikin festival selama itu di Indonesia kan.

ruang kreatif purbalingga

Hmm. Tapi, pandemi Covid-19 nggak cuma bikin workshop ke sekolah-sekolah tidak berjalan dan durasi pelaksanaan FFP 2020 yang semakin singset. Namun juga sudah membuat banyak konsep mengalami perubahan.

Nah. Bagaimana pandemi Covid-19 telah memaksa FFP 2020 untuk beradaptasi secara total? AkuBangkit ulas beberapa perbedaan mencolok antara gelaran FFP 2020 dengan FFP di tahun sebelumnya. Monggoh simak, wankawan!

1. Layar tanjleb keliling desa di Banyumas Raya dihilangkan.

Demi beradaptasi dengan protokol kesehatan, program Layar Tanjleb yang khas banget dengan Festival Film Purbalingga terpaksa dihilangkan. Biasanya, Layar Tanjleb di puluhan desa di Banyumas Raya jadi momen opening yang menarik banget.

Sejauh ini, program Layar Tanjleb di FFP selalu bisa memainkan peran sebagai ruang apresiasi sekaligus edukasi bagi warga desa. Yang mana, selama ini mereka kekurangan referensi film karya anak bangsa.

Selain program Layar Tanjleb, program Kompetisi Film Favorit SMA Pilihan Penonton juga terpaksa lenyap dari daftar program Festival Film Purbalingga 2020. Kedua program itu memang selalu bisa menjadi momen mengumpulkan massa sih.

2. Mengusung tema “Pandemi Covid-19” demi memudahkan produksi.

Situasi pandemi membuat para sineas pelajar kesulitan berkumpul dan berkomunikasi dengan tim produksi. Sebab sekolah ditutup, sementara praproduksi butuh komunikasi intens bahkan survei ke lokasi produksi film. Di lain sisi, workshop urung dilaksanakan.

Demi menyiasati situasi “jaga jarak”, Festival Film Purbalingga 2020 memilih tema “Pandemi Covid-19”. Makanya, baik film fiksi maupun film dokumenter yang dikirim ke FFP 2020 mengusung tema pandemi.

Walau begitu, harus diterima kenyataan kalau film yang dikirim ke FFP 2020 menurun dari aspek jumlah. Sebab banyak sekolah yang akhirnya gagal produksi.

Eh tapi, kalau dari sisi kualitas karya sih, kabarnya film yang masuk kurasi punya kadar kreativitas dan sudut pandang ceritanya masing-masing. Jadi, sudah pasti layak tonton juga dong.

3. Festival Film Purbalingga 2020 menjadi event virtual melalui Youtube “Misbar Purbalingga”

Ini sih pembeda yang paling kentara. Festival Film Purbalingga 2020 dikemas sebagai event virtual. Pengelola festival tahunan nan bergengsi ini secara tegas mengajak penonton untuk lebih memilih nonton secara live streaming.

FFP 2020 yang digelar di pekan terakhir Oktober 2020 ini bisa disaksikan melalui channel Youtube “Misbar Purbalingga”. Semua program di FFP 2020 bisa ditonton secara live di Youtube sih.

Konsep virtual ini membuat Festival Film Purbalingga 2020 bisa menjangkau segmen yang lebih luas. Orang yang selama ini nggak bisa datang menonton, jadi bisa menikmati sajian festival secara live streaming. Penonton FFP 2020 bisa dari seluruh dunia!

Kemasan live streamingnya juga keren banget. Dengan skill punggawa CLC Purbalingga, nggak heran sih kalau live streaming Festival Film Purbalingga 2020 udah kayak nonton acara di televisi. Rapi di transisi kamera dan jernih juga gambarnya. Keren deh!

festival film purbalingga
Sumber Foto: Dokumentasi FFP 2020

Menonton Pembukaan Festival Film Purbalingga 2020 di Bioskop Misbar Purbalingga.

Pembukaan Festival Film Purbalingga 2020 dilaksanakan di Sabtu malam, 24 Oktober 2020. Panitia membatasi jumlah undangan dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Alhamdulillah sekali, AkuBangkit dapat undangan.

Hmm. Terasa sekali sepinya, kalau membandingkan gelaran opening festival yang biasanya. Hanya ada sekitar 40 orang yang datang dalam acara yang dibuka oleh lima kali pukulan gong Kepala Dindikbud Purbalingga, Setiyadi itu.

Secara durasi, pembukaan FFP 2020 juga bisa dibilang minimalis. Cuma ada Pipit and Friend Band dan penari dari SMA Negeri 1 Kemangkon. Makanya, dua jam acara terasa sangat cepat. Biasanya sampai larut. Lah ini mulai jam 8 malam, jam 10 malam sudah bubaran aja.

Meskipun begitu, AkuBangkit merasa senang. Karena semangat berkarya pegiat film di Purbalingga dan Banyumas Raya masih menyala. Antusiasme panitia dan peserta FFP 2020 seperti menjadi lentera optimisme dunia perfilman di Bumi Panginyongan. Nice!

Apalagi ada film “Mundur” hasil arahan Bambang Kuntara Murti dan produksi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta di sesi akhir. Film pendek yang bercerita tentang rencana pernikahan yang terpaksa mundur karena Pandemi Covid-19 sangat kocak dan mengena.

Film pendek yang jadi “tamu” di Pembukaan FFP 2020 ini diputar selepas pemutaran dua film kompetisi pelajar. Yakni film “Temandang” sutradara Salsa Nurlaini dari SMK Negeri 1 Gombong, Kebumen dan film dokumenter “Tatap Muka” sutradara Mar Atul Fadzilah dari SMA Negeri Bukateja.

Sewaktu memberikan sambutan, Kepala Dindikbud Purbalingga Setiyadi memberikan apresiasinya terhadap gelaran FFP 2020. Meskipun dengan berbagai keterbatasan di era pandemi, FFP 2020 bisa digelar secara maksimal.

“Sebuah komunitas yang digagas masyarakat dan mampu berkontribusi nyata, ini bukan hal yang mudah,” kata Setiyadi sewaktu berbicara di atas panggung. Setiyadi menjadi satu-satunya pejabat yang datang ke FFP, biasanya lumayan banyak. Malah ada juga “orang pusat”, hehehe.

Mbok ada yang pengin nonton Pembukaan FFP 2020 versi rekam.

Film Fiksi dan Film Dokumenter yang masuk Nominasi di FFP 2020.

Oh iya. AkuBangkit mau share film-film yang berhasil masuk Kategori Film Pendek dan Kategori Film Dokumenter di Festival Film Purbalingga 2020 ini yah.

Sebenarnya, ada 14 film fiksi dan 5 film dokumenter yang mendaftar di festival tahun ini. Tapi eh tapi, setelah proses kurasi alias pemilihan karya, akhirnya hanya ada 7 film pendek dan 5 film dokumenter yang bakal masuk ke meja penjurian.

“Secara kuantitas turun, namun pelajar yang berhasil memproduksi film adalah sebuah kemenangan awal, dimana saat ini karena situasi, antarmereka sulit berkomunikasi secara wajar,” kata panitia FFP Nur Muhammad Iskandar.

Kategori Film Fiksi

  1. Blusukan – Sutradara Alfian Sabri Ramadani – Durasi 10.13 Menit – SMA Negeri 1 Bobotsari
  2. Wiji – Sutradara Yusup Satria Wicaksana – Durasi 2.56 Menit – SMA Negeri 1 Karangkobar
  3. Bendera-man – Sutradara Nazhif Dhiya Abdullah – Durasi 5.11 Menit – SMA Negeri 1 Purbalingga
  4. Temandang – Sutradara Salsa Nurlaini – Durasi 5.09 Menit – SMK Negeri 1 Gombong
  5. Daring – Sutradara Barkah Hidayat Abdulah – Durasi 5.45 Menit – SMA Negeri 1 Kejobong
  6. Hormat Grak! – Sutradara Dimas Maulana Akbar – Durasi 03.42 Menit – SMA Negeri 2 Purbalingga
  7. Pageblug – Sutradara Friska Juniar – Durasi 05.32 Menit – SMK Negeri 1 Purbalingga

Kategori Film Dokumenter

  1. Grobag Gorengan – Sutradara Erika Hartini – Durasi 6.55 Menit – SMK Darunajah Banjarmangu
  2. Pasar Pereng Kali Era Pandemi – Sutradara Herwin Fauzi Amanulah – Durasi 8.44 Menit – SMK Negeri 1 Gombong
  3. Baksya – Sutradara Rifky Pramudya Acce – Durasi 2.48 Menit – SMK Negeri 1 Cilacap
  4. Tatap Muka – Sutradara Mar Atul Fazilah – Durasi 8.50 Menit – SMA Negeri 1 Bukateja
  5. Lestari di Tengah Pandemi – Sutradara Dimas Maulana Akbar – Durasi 10.00 Menit – SMA Negeri 2 Purbalingga

Itulah para nominator di Kategori Film Pendek dan Film Dokumenter Festival Film Purbalingga 2020. Mana nih film favorit kamu?

sineas pelajar purbalingga
Sumber Foto: Dokumentasi FFP 2020

Ini Momen yang Hebat untuk Melompat Lebih Tinggi.

Nggak ada yang percuma. Termasuk juga proses Festival Film Purbalingga 2020 ini. Menurut AkuBangkit, jadi momen tepat untuk akselerasi bagi kreativitas sineas-sineas muda di Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap hingga Kebumen.

Karena sudah terbukti keterbatasan gerak bisa disiasati dengan kecerdasan memilih sudut pandang dan kreativitas ketika mengeksekusinya. Jadi, faktor kecanggihan peralatan bukan jadi acuan film itu keren atau nggak.

Film “Mundur” dan “Tilik” yang sama-sama dari DIY bisa menjadi contoh. Pun demikian dengan film-film yang sudah lolos kurasi FFP 2020 itu.

jadwal acara ffp 2020
Hayuk cek jadwal FFP 2020, biar nggak terlewatkan.

Sementara buat pegiat CLC Purbalingga yang menggagas FFP, momen FFP 2020 di tengah pandemi ini menjadi momen untuk melompat lebih tinggi. Terutama dalam aspek mengemas konsep FFP di masa mendatang.

Sebab skill dan pengalaman memang sangat mumpuni. Apalagi sekarang sudah ada Bioskop Misbar yang bisa menjadi medan latihan dan eksplor konsep produksi sekaligus showroom kemampuan tim produksi kan.

AkuBangkit sih percaya kalau konsep produksi di Bioskop Misbar Purbalingga terus melesat, maka standar produksi event di Purbalingga akan turut terupgrade. Begitu kan yah? Ada yang setuju? Hehehe.

Btw, jangan lupa untuk nonton live streaming Festival Film Purbalingga 2020 di Youtube “Misbar Purbalingga”. Kalau pas nggak bisa nonton live, ya bisa nonton versi recorded-nya kok. Monggoh.

Eh, jangan lupa untuk tonton dan subscribe video AkuBangkit #DolanSit yah. Biar tambah semangat ngoprek konten. Hehehe.

2 thoughts on “Festival Film Purbalingga 2020 & Momen Hebat bagi Sineas Muda di Banyumas Raya. Meski Pandemi, Karya Bersemi!”

  1. Karena Covid ini memang memporak-porandakan segala rencana. Tapi, mau gak mau, kita mesti kreatif juga, dong, ya. Jangan sampai kalah dengan Covid. Perhelatan layar tanjlep gak ada, tenang, sekarang masih bisa nonton FFP dengan virtual melalui akun youtube Misbar Purbalingga.

    Kolaborasi yang menarik juga sih, Misbar dengan acara FFP. Semoga sukses, dan bisa viral 🙂

    1. Iya. Semoga semakin banyak orang yang tahu kalau Purbalingga punya festival film yang keren, Festival FIlm Purbalingga. Hehehe.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *