sastrawan ahmad tohari banyumas
Catatan Kecil

Lima Pesan Ahmad Tohari dan Gambaran Kehidupan Sederhana Sastrawan Indonesia. Rika Kudu Ngerti Kiyeh, Lur!

Salah satu hal yang menyenangkan di Bulan Desember 2020 ini adalah dolan ke rumah sastrawan Ahmad Tohari di Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas.

Iya! Betul sekali! Ahmad Tohari yang penulis senior yang identik banget dengan buku “Ronggeng Dukuh Paruk” itu. Tahu kan?

Beneran, nggak ada niatan di tahun 2020 ini untuk nguja-nguja bersua di dengan sastrawan ternama Indonesia dari tlatah Banyumas ini.

AkuBangkit bisa dolan ke rumah Pak Tohari ya karena mendadak lalar Mas Bambang Adi dan Pak Hartono dari Perumda Owabong.

Walaupun mendadak, ya ayo aja dong. Sebuah kesempatan juguran bareng sastrawan Ahmad Tohari yang pantang banget untuk dilewatkan kan. Iya kan? Hehe.

Singkat cerita, setelah perjalanan beberapa puluh menit, akhirnya kami sampai ke rumah Pak Tohari. Rumahnya di tepi jalan raya, jadi mudah dijumpai.

Siapa Sih Ahmad Tohari?

Siapa yang nggak tahu “Bapake Srintil” ini? Bagi pecinta sastra, sangat janggal kalau nggak kenal dengan tokoh sastra yang satu ini.

Karya sastra seperti Kubah, Ronggeng Dukuh Paruk, Senyum Karyamin, Bekisar Merah, Orang-orang Proyek hingga Mata yang Enak Dipandang adalah beberapa karya luar biasa Pak Tohari.

Sebenarnya, kalau ngomong profil, sudah banyak deh ulasan biodata Ahmad Tohari sih. Silahkan cari saja di mesin pencarian semacam google.

Kalau sekilas, Pak Tohari itu lahir dari keluarga petani. Ia lahir di Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tepatnya di 13 Juni 1948.

Jadi, dari kecil sampai sudah sepuh, sastrawan Ahmad Tohari tetap memilih hidup di sebuah desa. Hingar bingar ketenaran nama besarnya, nggak mengusik kenyamanannya di desa.

ahmad tohari bahasa banyumasan

Pak Tohari dan Aktivitasnya Sekarang Ini.

Eh, meskipun karya-karya sastra Pak Tohari mendapat apresiasi di banyak zaman, Pak Tohari ini nggak pernah mengenyam pendidikan menulis ataupun kasusastraan loh.

Pas ketemu, Pak Tohari ini mengungkapkan kalau ia nggak pernah punya pengalaman wartawan ketika bekerja menjadi seorang redaktur.

Tapi, Ahmad Tohari ini mengaku sangat suka membaca, terutama membaca koran. Dari dulu sampai sekarang. Ia langganan dua koran di rumahnya, kini.

Dan kini, di usianya yang mencapai 70 tahun lebih, Pak Tohari lebih disibukan dalam dua hal.

Pertama, mengasuh Majalah Ancas Banyumasan. Majalah yang menasbihkan diri sebagai kalawerta banyumasan. Oh iya, ancas itu artinya tujuan.

Kedua, momong puthu. Mengasuh cucu yang tinggal bersama dirinya. Bagi Pak Tohari, cucu adalah penjaga “eksistensi seorang kakek”.

Pesan Pak Tohari yang Sederhana Tapi Keren!

Sewaktu bertemu di teras rumahnya, Pak Tohari tampak bugar dan trengginas. Kopi tubruk dan jander kekinian menambah gayeng obrolan siang itu.

Nah, pas lagi bikin podcast “Spik Sana Spik Sini” untuk channel Youtube Bangkit Wismo, Pak Tohari akhirnya bongkar rahasianya tetap waras bedigas meski sudah kepala tujuh.

Ada lima rahasia kesehatan Pak Tohari berdasarkan pengalaman hidupnya selama ini. Jadi, bukan adol jere tuku ndean yah. Heuheu.

Hm, menurut AkuBangkit, rahasia yang dibeberkan Pak Tohari ini menjadi pesan kehidupan yang sangat sederhana sekaligus keren.

ahmad tohari biografi cerpen

Apa saja pesan kehidupan dari Pak Tohari itu? Men ora kedawan gagang, yuh simak saja langsung.

Satu. Hidup sing eling.

Pak Tohari menyebutkan kalau hidup itu harus ‘eling karo sing gawe urip’. Harus ingat kepada Allah SWT. Orang yang ‘eling’ tidak akan terlalu banyak keinginan, melainkan lebih banyak bersyukur.

Dua. Perut jangan terlalu kenyang.

Bagi pria jebolan kampus kedokteran ini, perut kenyang tidak baik bagi kesehatan dan malas beraktivitas. Ketika perut kenyang, energi di dalam tubuh hanya akan dipakai untuk proses metabolisme tubuh.

Tiga. Minum air putih.

Sastrawan yang satu ini suka sekali minum air putih. Sudah sedari lama, Pak Tohari membiasakan minum minum air putih di pagi hari. Baik selepas sebelum ataupun sesudah sholat subuh.

Empat. Suka berbagi dengan tetangga.

Pak Tohari percaya bahwa berbagi dengan tetangga akan membuat kehidupan lebih bahagia dan ayem. “Ngomong sing apik bae wis disebut nulung tetangga,” kata Pak Tohari.

Lima. Perbanyak Sholawat Nabi.

Sebagai seorang NU, Pak Tohari sangat percaya bahwa banyak kebaikan yang bisa diapatkan dengan memperbanyak sholawat nabi. Kata Pak Tohari, “Inyong ngandel.”

Kalimat Penyemangat: 4 Ungkapan Banyumasan yang Bisa Kamu Teriakkan Saat Semangat Semakin Menurun

Itulah lima rahasia sehat dan bugar dari sastrawan dan budayawan Banyumasan, Pak Tohari meskipun sudah berusia lebih dari tujuh puluh tahun. Simple banget mbok.

Namun, Pak Tohari nggak cuma membongkar rahasia “awet muda” dirinya, ketika bikin podcast di “Spik Sana Spik Sini”.

Ahmad Tohari juga mengungkapkan berbagai pendapatnya tentang budaya Banyumasan. Terutamanya sih soal Bahasa Banyumasan alias Bahasa Penginyongan alias Bahasa Ngapak.

Wankawan bisa menonton bagaimana gambaran sikap dan pemikiran Ahmad Tohari tentang Budaya Banyumasan di video podcast bareng AkuBangkit ini.

Silahkan tonton. Namun jangan lupa untuk subscribe dan share konten tersebut, jika bermanfaat.

Eh, ujar-ujare rika pada, piwe kiyeh babagan basa banyumasan?


blogger purbalingga jawa tengah

3 thoughts on “Lima Pesan Ahmad Tohari dan Gambaran Kehidupan Sederhana Sastrawan Indonesia. Rika Kudu Ngerti Kiyeh, Lur!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *