event kayulingga purbalingga
Catatan Kecil

Pengalaman Ikutan Garap Young Entrepreneur Festival 2019 di Purbalingga & Tiga Hikmahnya

Salah satu yang spesial di Bulan Agustus 2019 kemarin adalah momen terlibat Young Entrepreneur Festival alias YEF 2019. Festival ini digarap bareng tim Purbalingga Business Centre (PBC).

Young Entrepreneur Festival 2019 digelar di Purbalingga City Park alias Usman Janatin City Park alias taman kota. Acaranya tiga hari. 30 Agustus – 1 September 2019.

YEF 2019 semacam hasil kolaborasi Dinkop UMKM Purbalingga dan PBC. Sebenarnya, YEF 2019 ini mau digelar di Oktober 2019 besok, tapi mengingat jadwal Bupati Purbalinga dan momen yang baik, ya jadi diajukan di Agustus.

Perubahan waktu ini yang jelas bikin kedangdapan alias deg-deg-ser tim PBC. Karena semuanya sudah menyiapkan agenda agustusan masing-masing. Sudah pada siapnya ikut lomba makan krupuk. Heuheu.

Konsepnya juga masih butuh penyesuaian dengan kebutuhan Dinkop UMKM kan. Plus ada rencana menggabungkan agenda Launching Tuka-Tuku di agenda YEF 2019.

event purbalingga

#YEF2019 Itu Event Apa Sih?

Oh iya. Pasti ada yang belum tahu yang apa itu Young Entrepreneur Festival 2019 ini. Nggak apa juga sih belum tahu. Tapi kalau pengin jelas bisa tuh lihat di #YEFPURBALINGGA2019 dan #RameniYEF2019

Sambil lihat feed di tagar itu, aku kasih tahu ya, kalau YEF 2019 itu festival yang mengumpulkan pelaku usaha, komunitas kreatif dan sekolah. Semuanya anak muda loh.

Jadi tiga element itu ngumpul bruk jadi satu tuh di YEF 2019. Bisa dibilang, ini adalah platform event perdana di Purbalingga yang jadi ruang kolaboratif element muda dan ekonomi kreatif.

Karena semangatnya anak muda dan pengisi standnya juga mayoritas anak muda, sudah pasti nuansanya terasa banget anak mudanya. Mulai dari panggung sampai setting tempat duduk, nyaman banget buat anak muda.

Hayuh Baca Juga: Didi Kempot menjadi The Godfather of Broken Heart, Benar-benar Fenomena yang Njogedable Banget!

Ini bukan klaim semata ya, hanya karena aku bagian dari tim pelaksana acara ini. Tetapi karena aku lihat sendiri banyak anak muda yang datang ke YEF 2019 kemarin. Malah aku jadi kerasa tua. Hehehe.

Eh, sampai lupa. Isi acara YEF 2019 kemarin itu nggak cuma deretan stand loh. Tapi ada juga kayak talkshow, pasar diskon milenial, community show, yef radio show, live painting mural, membatik bersama, Launching Tuka-Tuku bareng Bukalapak sampai ada lomba promo produk buat pejalar.

Isi acaranya memang nggak wow banget sih. Tapi sudah cukup menjadi pembeda dengan event-event lainnya di Purbalingga. Para peserta dan pengunjung juga tampak antusias ikut persesinya.

event musik purbalingga

Beberapa Hal yang Dipelajari dari YEF 2019

Sejujurnya banyak banget yang aku dapatkan dari momen bersama di Young Entrepreneur Festival 2019 kemarin. Terlibat event “berbau” pemkab bikin aku bisa melihat banyak hal.

Eh, aku nggak berniat cerita soal momen-momen menguras konsentrasi dan hati loh yah. Momen-momen baper itu sudah lewat. Jadi nggak perlu dibahas sebagai salah satu dari “Beberapa Hal yang Dipelajari dari YEF 2019”.

Terus, apa yang bisa aku pelajari dari gelaran Young Entrepreneur Festival 2019?

Pertama. Potensi anak-anak muda di Purbalingga itu nggak kalah sama daerah luar. Dari potensi anak muda di kota besar. Buktinya banyak banget terlihat di YEF 2019.

Misalnya, kualitas produk sablon kaos yang digawangi sama Seniman Sablon Purbalingga (SSP), kreativitas sinema pelajar yang dimotori Cinema Lovers Community dan visual kece dari MasMilk Mural atau Mural Dairy.

Di luar komunitas kreatif itu, masih ada Kampung Marketer, Komunitas Petani Kopi Purbalingga, Forum Batik Purbalingga, E-Pro, Komunitas Modifikasi Motor dan lain-lainnya. Luar biasa sekali.

Hayuh Baca Dong: Rekomendasi Lagu yang Enak Didengar sebagai Pengantar Tidur

Kedua. Potensi spesial ini butuh ruang. Ruang yang nggak cuma berorientasi sebagai ruang untuk memamerkan barang dagangan atau karya mereka saja. Lebih dari itu.

Tetapi ruang yang dibutuhkan mereka ialah ruang yang juga mampu merangsang semangat kolaborasi, berkarya sekaligus membuka jaringan pemasaran baru.

Ruang ini mendorong pertumbuhan young entrepeneur maupun komunitas kreatif di Purbalingga. Dengan begitu, tumbuh kembang industri kreatif di Purbalingga tidak terdengar fals.

Ketiga. Masyarakat Purbalingga memang belum terlalu familiar dengan industri kreatif. Aku mempelajari fenomena ini dari groginya pengunjung terhadap wacana industri kreatif. Baik yang dibagikan lewat talkshow maupun kemasan event-nya.

Masyarakat Purbalingga masih fokus pada produk dan harga, saat melihat industri kreatif. Terutama harga yang murah. Mereka belum melihat industri kreatif sebagai hal yang lebih luas dibandingkan semata jual beli.

Semoga ya dengan adanya Young Entrepreneur Festival di Purbalingga ini, bisa mendorong pemahaman masyarakat terhadap dinamika asik di industri kreatif yah.

purbalingga business center

Tetapi, Sekarang Acaranya Sudah Selesai.

Iya sih. Memang sudah selesai. Sekarang tinggal fokus bagaimana jejaring kerja di pelaku usaha muda, komunitas kreatif dan sekolah bisa terus dikembangkan dan bertumbuh.

Jadi, ya jangan berhenti pada satu titik event itu. Bagaimanapun dalam mengembangkan budaya kreatif, event cuma salah satu cara kan. Bukan menjadi tujuan.

Tapi eh tapi, katanya sih Dinkop UMKM Purbalingga berencana bikin YEF lagi di 2020 mendatang. Kalau benar-benar ada, semoga lebih asik dan kece dibanding YEF 2019 ini yah.

Oke deh. See You di momen kolaborasi selanjutnya. Ketemu di YEF2020 juga boleh. Hehehe.

2 thoughts on “Pengalaman Ikutan Garap Young Entrepreneur Festival 2019 di Purbalingga & Tiga Hikmahnya”

  1. Nice, acara yang cukup seru kemarin. Dan aku setuju banget bahwa kita (inyong maksude) memang belum bisa memahami betul, belum welcome tentang produk industri kreatif, kebanyakan memang masih tentang harga. Mungkin ini yang perlu dibenahi juga. Biasanya orang yang berpikir akan harga, tentunya berpikir juga “Dompet gue isinya cuma segini,” mungkin itu yang perlu dicari akar permasalahannya. Biar ekonomi merakyat dan merata juga dirasakan.

    Haaa.. kadohen ora sih aku le ngomong, wkwkwkwk.

    Tapi kalau memang ada lagi event seperti ini, aku tunggu deh, ciyus, aku tunggu.

    1. Ya minimal bisa dimulai dari menghargai jerih payah kreatifitas para pelaku industri kreatif. Jadi, kalau harganya tergolong mahal, ya memaklumi. Boleh menawar juga, tapi jangan kebangetan.

      Btw, jangan cuma menunggu, bikin dong . hehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *