Bisa jadi, medhang merupakan salah satu budaya yang nggak pernah bisa hilang dari bangsa ini. Dari kehidupan kita. Terlebih, kalau momen medhangnya ditemani batir njugur yang obrolannya mbleketaket dan suasananya gayeng. Gerrr pol.
Kalau bicara soal medhang, tentu saja pilihan utamanya jelas teh atau kopi. Hal ini sudah terjadi sejak berabad-abad lalu. Budaya ngeteh dan ngopi sudah menjadi semacam warisan budaya bangsa, yang kayaknya nggak bakal bisa luntur.
Apalagi, sekarang ini, kita bisa ngeteh dan ngopi nggak cuma ketika santai di rumah,
bertamu ke sanak saudara atau berjaga di pos ronda. Nggak cuma itu. Budaya seruput teh dan kopi juga semakin tumbuh subur berkat merebaknya kedai teh dan kopi di Indonesia.
Karena suasana sore ini sangat mendukung untuk medhangan dan nyamikan, AkuBangkit mau sharing tentang minuman yang sama-sama berstatus import ini. Teh itu datang dari Tiongkok alias China, sementara kopi datang dari Ethiopia.
Kalau baca dari beberapa media online, teh itu kali pertama ditemukan pada 2737 SM. Penemuannya juga unik! Waktu itu ada daun yang nggak sengaja jatuh ke air yang sedang didihkan. Kemudian, seorang kaisar mencicipinya dan terkejut dengan rasanya.
Nah, kalau tentang kopi, kabarnya ditemukan juga secara nggak sengaja. Konon, waktu itu ada pengembala kambing bernama Kaldi yang melihat kambingnya menjadi hiperaktif setelah makan buah dari suatu pohon. Pohon itu kemudian dikenal kopi. Unik juga ya. Hihihi.
Baca Ini Dong: [Ulasan] Perjumpaan Koleksi Buku, Secangkir Kopi & Obrolan Bergizi di Rumah Rengganis Cirebon
Cita Rasa, Momen Tepat Sekaligus Budaya
Makanya, nggak cuma di Indonesia tercinta saja. Orang-orang dari berbagai negara sudah biasa menikmati teh dan kopi sebagai minuman santai hingga minuman kesehatan. Dua minuman ini sudah traveling ke berbagai wilayah sejak berabad silam.
Baik teh maupun kopi kopi memiliki cita rasa unik. Mulai dari varietas tanaman, kesuburan tanah, ketinggian tanah hingga cara menyeduh bakal berpengaruh pada ciri khas rasa. Keunikan rasa ini yang memuat kedua minuman ini populer dan memiliki penggemarnya masing-masing.
Makanya, sangat mudah menemukan orang yang nyeruput teh maupun kopi. Di setiap benua dengan iklimnya yang beragam memiliki caranya masing-masing untuk mencitrakan budaya nyeruput teh dan kopi. Sungguh nikmat.
Di Indonesia, mudah sekali menemukan teh di semangat sarapan, obrolan di ruang tamu, meja warung rames hingga di tengah hiruk pikuk hajatan. Teh pahit panas jadi teman yang asoy untuk menu makanan prasmanan yang disajikan. AkuBangkit suka teh panas di acara kondangan.
Sementara secangkir kopi mudah nian disapa di pagi hari yang sibuk, sela-sela silaturahmi sanak saudara, suasana hype di cafe idola hingga momen perjuangan melawan kantuk. Bahkan, ketika sedang berburu deadline kerjaan, kopi bisa tersaji maraton bergelas-gelas.
Perbandingan Teh dan Kopi, Mana Lebih Baik Yah?
Di balik kenikmatannya menghadirkan kebahagiaan, ketenangan hingga keakraban, minum teh ataupun kopi terlalu berleihan tidaklah baik. Semua yang berlebihan memang nggak baik. Minum terlalu berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kecemasan ataupun insomnia.
AkuBangkit juga kadang merasa khawatir kalau sehari ngeteh maupun ngopi lebih dari dua kali. Khawatir tentang kafein hingga ketergantungan. Makanya, selalu menyalakan self alarm ketika sudah dua gelas menyeruput minuman nikmat itu.
Nah, sore ini coba deh kepo tentang manfaat dan efek minum kopi dan teh bagi kesehatan tubuh. Selain demi menambah pengetahuan, juga demi memastikan konsumsi minum teh maupun kopi nggak berlebihan. Kan lagi musimnya jaga kesehatan.
Selidik punya selidik, antioksidan teh terbukti membantu mencegah pembuluh darah dari pengerasan dan dapat meningkatkan kesehatan otak. Minum teh teratur juga mengurangi stres hingga mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, kanker kulit serta kanker payudara.
Namun, minum teh berlebihan bisa mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh hingga 62 persen. Minum teh lebih dari tujuh cangkir sehari bisa meningkatkan risiko kanker prostat. Hmm bahaya juga yah kalau berlebihan.
Bagaimana dengan kopi? Kalau baca dari media online, studi Harvard University menyebutkan kalau minum 3-5 cangkir kopi setiap hari akan mengurangi risiko kematian akibat penyakit tertentu. Antioksidan di di dalam kopi disebut bisa melindungi diri dari diabetes, parkinson dan kanker.
Sementara efek negatif dari kopi sih jelas berhubungan dengan masalah pencernaan. Terlalu banyak minum kopi bisa membuat munculnya perasaan cemas dan gelisah bahkan juga menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Nah kalau soal perbandingan kafein, ternyata kafein teh lebih rendah daripada kopi loh. Sesuai dugaan awam yah. Kandungan kafein di dalam secangkir teh isa mencapai 55mg. Sementara kafein secangkir kopi mencapai 125-128mg.
Kalau baca di beberapa ulasan, kandungan kafein di dalam teh dan kopi memiliki efek yang berbeda. Kalau kandungan kafein di dalam teh dapat membantu meningkatkan konsentrasi, sementara kafein di dalam kopi malah bikin tegang atau kerennya disebut “coffee jitters”.
Jadi, Kamu Termasuk Penikmat Tea Party atau Coffee Time?
Setiap minuman, baik itu teh maupun kopi, ternyata punya manfaat dan risikonya masing-masing yah. Kedua minuman itu dapat menjadi sumber nutrisi dan antioksidan untuk pencegahan penyakit. Makanya, jangan terlalu berlebihan minum teh maupun kopi. Telebih dengan kondisi tubuh yang nggak fit 100%. Malah bahaya berat kan yah.
Eh, satu lagi. Katanya kalau minum teh maupun kopi tanpa campuran gula ataupun creamer bisa lebih sehat loh. Karena kan biasanya terlalu banyak gula atau creamer yang malah bikin badan nggak sehat.
Lagi pula, katanya mencampur gula dalam teh atau kopi sudah mengkhianati cita rasa minuman khas itu. Hihihi. Tapi, kalau tetap mau yang terasa manis, bisa kok pakai susu. Terbukti enak kan yah.
Baca Dulu Yuk: Sedang Mencari Rekomendasi Kafe di Purbalingga? 4 Kedai Kopi Ini Bisa jadi Pilihan Kamu!
AkuBangkit sih termasuk orang yang bisa menikmati teh maupun kopi. Alhamdulillah, lambung masih bersahabat dengan kafein ataupun rasa asam. Semoga selalu seperti itu yah. Jadi, bisa wisata kulineran nyeruput berbagai jenis rasa teh maupun kopi di berbagai tempat.
Tapi, AkuBangkit lebih sering memilih minum teh maupun kopi berdasarkan momennya, selain juga soal sudah minum berapa cangkir sih. Misalnya, kalau pagi, lebih suka minum teh panas dibandingkan kopi.
Apalagi teh buatan ibu di rumah. Teh keluar dari termos merah. Masih ngebul-ngebul. Saat diminum, menghangatkan tenggorokan dan lambung. Pikiran juga lebih tenang, fresh dan bersemangat. Pokoknya, hmm sedapnyeee.
Nah, kalau sudah di tempat kerja, lagi nongkrong ataupun lagi main ke tempat teman, kopi bisa deh diseruput. Itupun lebih suka kopi yang pahit tanpa gula. Atau maksimal banget ya gulanya dikit. Jangan malah kaya kolek alias kolak. Kopinya dikit, airnya banyak, rasanya manis banget.
Sejak berkenalan dengan pegiat kopi di Purbalingga, AkuBangkit lebih suka nyeruput kopi non sachet dan tanpa gula. Meskipun bukan buatan barista handal, nggak masalah. Apapun gaya seduhnya, seruput kopi lokalnya. Lebih sehat, katanya.
Kalau kanca-kanca gimana? Termasuk tim Tea Party atau tim Coffee Time? Pasti dong punya pilihannya masing-masing. Yuk share di kolom komentar tentang minuman pilihanmu dan momen tepat untuk menyeruputnya. Yuk!