bus rapid transit koridor 1
Catatan Lepas

Berdasarkan Pengalaman! Perhatikan Empat Hal Penting Ini Kalau Kamu Mau Naik Transjateng Purbalingga – Purwokerto

Daripada gabut di akhir pekan, mending ngeblog lagi ah. Kita bahas Bus Rapid Transit alias BRT alias Transjateng yuk. Mumpung Hari Minggu ini habis main ke Purwokerto pakai BRT.

Sebenarnya, sudah lama sih punya niatan pengin cerita soal BRT alias Transjateng yang melintas dari Terminal Bukateja ke Terminal Bulupitu di Purwokerto. Tapi seperti belum dapat momen buat cerita.

Nah, sekarang kan baru naik BRT, jadi ya cocoklah buat bikin blog tentang BRT aka Transjateng ini. Apalagi Ketua Braling Blogger United (Babon) Eri Udyawati juga baru bikin blog soal BRT.

Tulisannya tentang pengalaman naik BRT dari Purbalingga ke Bioskop Rajawali. Katanya mau nonton film. Kalau mau baca, langsung aja meluncur ke “Pengalaman Naik BRT Trans Jateng Purbalingga Purwokerto”.

Karena eh karena Ery sudah ngeblog bergaya berbagi pengalaman, aku coba ambil sudut pandang yang berbeda yah. Biar nggak dikira mencontek blogger handal nan senior di Purbalingga itu. Heuheu.

transjateng purbalingga

Transjateng sebagai transportasi idaman warga di Jawa Tengah Bagian Selatan.

Siapa yang nggak tertarik untuk naik BRT alias Transjateng yang membentangkan rutenya di beberapa titik penting di Purbalingga hingga ke Purwokerto?

Harganya yang cuma Rp 4000 untuk penumpang terkategori umum dan veteran serta cuma Rp 2000 untuk pelajar dan buruh. Murah banget kan. Harganya flat pula. Jauh dekat sama saja.

Nggak cuma itu, Transjateng ini juga sudah difasilitasi dengan AC yang suegeeer, pembagian jatah kursi untuk pria dan wanita, penataan kursi yang ramah difabel, kondektur yang ramah hingga halte khusus.

Singkatnya, Transjateng ini menjadi moda transportasi paling modern yang ada di wilayah Banyumas Raya. Khususnya di Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas.

Nggak heran lah kalau Transjateng berubah jadi bus paling ditunggu bagi warga, khususnya pelajar dan pekerja. Mau gimana lagi kan, nyaman dan murah sih.

Bahkan saat baru dilaunching Agustus 2018 kemarin, banyak orang yang sengaja ngebis Transjateng cuma buat merasakan enaknya moda transportasi modern ini.

FYI nih. Transjateng punya 23 halte di Banyumas dan 20 halte di Purbalingga. Sementara ini hanya 14 bus berukuran medium yang beroperasi. Kapasitas BRT itu 40 penumpang, yakni 20 duduk dan 20 berdiri.

brt purwokerto

Perhatikan hal-hal berikut ini kalau kamu mau menggunakan BRT alias Transjateng.

Eits, tetapi nggak segampang itu untuk memanfaatkan Bus Rapid Transit Koridor 1 ini loh. Alasan utamanya karena jumlah bus, jam operasional serta jumlah halte Transjateng masih terbatas.

Ingat, Transjateng itu mempunyai batas maksimal penumpang loh. Selain itu, Transjateng juga nggak bisa berhenti sembarang tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Jadi, kalau naik BRT alias Transjateng ini cuma karena penasaran tanpa mengenali aturan main yang sudah ada, bisa-bisa kamu malah repot sendiri loh.

Makanya, sebelum naik Transjateng, lebih baik perhatikan hal-hal berikut ini yah. Ini berdasarkan pengalaman aku maupun orang lain, maka Insyaallah bermanfaatlah. Hehehe.

brt purbalingga purwokerto

1. Lokasi halte untuk naik dan turun.

Ini penting banget! Karena, Transjateng bisa dibilang setara dengan wisata minat khusus. Maksudnya, penumpang Transjateng itu sudah tahu dengan jelas mau kemana dan turun dimana.

Makanya, kalau mau naik Transjateng, kau juga harus jelas dulu mau naik bus Transjateng di mana dan turun di mana. Jangan asal naik aja. Sebaiknya, Tanya kepada petugas Transjateng, sebelum naik bus.

Kayak tadi aku bilang, halte itu masih terbatas. Bisa jadi, lokasi halte turun jauh dari lokasi yang kamu tuju. Perhatikan transportasi pendukung. Seperti becak, angkot, ojek online dll deh.

Kalau perlu, perkirakan juga jarak jalan kaki. Jangan sampai asal semangat naik Transjateng, eh ternyata jarak haltenya jauh banget dari tujuan dan nggak ada transportasi pendukung. Kan jadi repot sendiri.

Jika ternyata tujuan bepergian kamu nggak harus pakai Transjateng, sebaiknya sih nggak usah memaksakan pakai Transjateng. Masih ada angkutan kota di Purbalingga yang jauh dekat juga cuma Rp 4000.

2. Jam operasional juga penting.

Banyak orang yang memanfaatkan Transjateng sebagai bagian dari sarana transportasi sambungan. Maksudnya di sini, orang-orang memadukan Transjateng dengan transportasi lainnya.

Misalnya nih. Orang dari wilayah Bobotsari naik angkot orange nomor 1, lalu naik Transjateng dari Halte Bus Gringsing ke Rita Supermall di Purwokerto. Kadang juga masih ditambah kendaraan umum lainnya.

Nah, kalau kamu juga tergolong pengguna Transjateng yang semacam ini, baiknya kamu perhatikan banget durasi berpergian dan jam operasional Transjateng yah. Harus tetap sinkron.

Jangan sampai, saking semangatnya belanja di mall atau jalan-jalan ke berbagai tempat, malah pas mau pulang, nggak ketemu lagi sama Transjateng. Ternyata Transjateng terakhir sudah lewat dari tadi.

Sebagai informasi ya. Jam operasional bus Transjateng terakhir dari Terminal Bus Bukateja itu sekitar pukul 17.30. Sementara bus Transjateng terakhir dari Terminal Bulupitu sekitar pukul 18.00.

Hayuk Baca: Mencari Jejak Komposer Indonesia R Sutedja yang Tersapu Waktu

3. Berat dan jumlah barang bawaan

Lah ini juga penting banget untuk diperhatikan oleh para penumpang Transjateng. Sebaiknya jangan bawa terlalu banyak barang deh kalau naik Transjateng. Baik mau dekat atau jauh.

Sebab, struktur bus Transjateng itu sepertinya dikonsep lebih kepada angkutan yang benar-benar isinya cuma orang. Posisi kursi dan gantungan pegangan itu sudah padat banget.

Aku merasakan sendiri kalau soal barang bawaan ini. Waktu bawa satu kardus dan tas aja, sudah susah meletakan barang-barang itu. Apalagi, saat busnya lagi penuh. Jadi kesusahan yang berdiri.

Berdasarkan informasi yang aku baca sih, Transjateng hanya membatasi barang bawaan dengan dimensi ukuran 50 x 30 x 30 sentimeter. Dan, tentu saja dilarang juga bawa binatang peliharaan.

4. Waspada di hari libur

Wah ini dia. Kalau naik bus Transjateng di hari Minggu atau hari libur, sudah pasti harus sangat waspada dan ekstrasabar. Khususnya di Purbalingga nih yah, Transjateng itu superduperpadat.

Saking padatnya, mau naik dari Terminal Bus Bukateja, bisa jadi kamu bakal berdiri dengan penumpang yang itu-itu saja sampai Purwokerto. Kenapa? Ya karena penumpang ingin liburan ke Rita Supermall.

Kalau padat dari terminal dan tujuannya kebanyakan ke Purwokerto, sudah pasti banyak penumpang di halte-halte di sepanjang rute yang nggak terangkut. Penuh banget men!

Nah, jika sudah seperti ini, kamu yang naik akan naik bus Transjateng harus rela menunggu 15-45 menit. Itupun bisa jadi ya, harus rela berdiri dan berdesak-desakan.

Di luar hari libur, sih kepadatan penumpang Transjateng yang menghubungkan Purbalingga – Purwokerto nggak terlalu padat. Malah bisa duduk santai sambil melihat pemandangan kota.

Oke. Itu dia beberapa hal-hal yang harus kamu perhatikan kalau pengin menggunakan bus Transjateng. Semua ini demi kebaikan dan kenyamanan bersama. Jangan asal naik saja.

Bagaimanapun, Transjateng itu moda transportasi yang berbeda karakter dengan transportasi semacam angkot, bus mikro, taksi maupun ojek online. Bener-bener berbeda karakter.

transjateng purbalingga
Sumber Foto: modatransportasi.com

Sebagai tambahan sekaligus pelengkap, aku share rute bus Transjateng Koridor 1 yah. Siapa tahu masih ada yang belum update. Hehe.

Rute Transjateng Purwokerto – Purbalingga

Terminal Bulu Pitu – Jl Sultan Agung – Jl Menteri Supeno – Jl Jenderal Sudirman Sokaraja – Jl Letjend Suprapto – Jl Sokaraja-Jompo – Jl Mayjend Sungkono – Jl Ahmad Yani – Jl Komisaris Noto Sumarsono – Jl Letkol Isdiman – Jl Letjen S Parman – Jl Raya Bojong – Terminal Bukateja.

Rute Transjateng Purbalingga – Purwokerto

Terminal Bukateja – Jl Raya Bojong – Jl Letjen S Parman – Jl Letkol Isdiman – Jl Komisaris Noto Sumarsono – Jl Ahmad Yani – Jl Mayjend Sungkono – Jl Jompo-Sokaraja – Jl Letjend Suprapto – Jl Jend Sudirman Sokaraja – Jl Suparjo Rustam – Jl Gerilya – Transit Terminal Bulupitu – Taman Andhang Pangrenan – Jl S Parman – Jl Jend Soedirman – Jl RA Wiriaatmaja – Jl Gatot Subroto – Jl Merdeka – Jl S Parman – Jl Suwatio – Terminal Bulupitu.

Bagaimana? Apakah artikel panjang ini menginspirasi dan bermanfaat bagi kehidupan teman-teman semua? Hehehe. Kalau kamu punya cerita soal BRT alias Transjateng, bolehlah share di kolom komen.

Dengar dan Temukan Kisah di Podcast Spik Sana Spik Sini

6 thoughts on “Berdasarkan Pengalaman! Perhatikan Empat Hal Penting Ini Kalau Kamu Mau Naik Transjateng Purbalingga – Purwokerto”

  1. Sebelumnya thanks for backlinknya.

    Hahaha senior? Siapa yang lebih senior coba? Aku mah ngeblog karena curhat, wkwkwkwwk.

    Naik BRT Trans Jateng itu menyenangkan pas jam sepi. Aku pun gitu, dari Pbg ke Pwt seringnya enggak dapat tempat duduk. Ini moda transportasi idola banget sih menurutku, karena harga flat dan murah meriah. Terus busnya nyaman, berAC, full music. Ya enak gitu. Terus tempat duduk laki-laki dan perempuan dipisah. Syar’i ngunulah wahahahahha.

    Semoga BRT TransJateng makin banyak, ya. Syukur-syukur arah Bobotsari-Purbalingga juga ada. Kan aku gak perlu ke Purbalingga kalau mau naik, tinggal nunggu di Karang Nangka aja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *