![]() |
Takiran serupa dengan berkat yang diterima selepas ngaji bersama di rumah Si Empunya Hajat. Simbol silaturahmi dan keguyuban. (Foto sumber dari dokumen pribadi). |
Ketika saya melangkah masuk ke rumah Pak Salam, sudah banyak orang duduk berjejer. Mereka mepet tembok seakan menyerupai lingkaran. Ketika saya duduk, kami masih perlu menunggu kedatangan beberapa orang lagi.
Yang kami tunggu bukan pejabat. Sebab, ngaji tahlil malam itu nggak mengundang pejabat level desa, kecamatan ataupun kabupaten. Bahkan, Pak RT saja berhalangan hadir. Kami melingkar untuk tahlil mitoni sederhana.
Dan ketika sudah selesai. Si Empunya rumah langsung menggelar sejumlah daun pisang. Menyusul kemudian nasi ada dua wakul besar. Dalam kondisi masih kebul-kebul, dua tumpeng ditumpahkan dan digelar di daun pisang.
Sajian semacam ini konon sedang ngetrend di media sosial. Makan porsi besar, beramai-ramai. Kalau yang ngetrend itu, saya belum tahu tujuannya buat apa.