Coret Moret

Sajak Mendung

Mendung menggelayut lagi.

Mencaci, tepatkah sebagai solusi.

Aku mengerti rasa petani

Yang ingin sawahnya dibanjiri.

Aku pun tau rasa pengrajin bata.

Yang berkehendak batanya bisa kering.

Ingin mencaci, tapi tak terpuji.

Ingin memuji, namun tak pahami.

Hujan tampaknya turun lagi.

Aku, hanya merenungi.

[3/10/2010]

2 thoughts on “Sajak Mendung”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *