Coret Moret

Sajak Rumah

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana ibu tertawa.
Menertawai tingkah polah adikku,
yang ternyata terus tumbuh dewasa.

Aku rindu rumah.
Saat ingat bagaimana ibu tertidur.
Tidur seraya terus menjaga matanya,
untuk menjaga seisi rumah.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana aku terjatuh dari motor.
Terjatuh dengan ci intan yang bergaya mengendarainya,
padahal waktu itu kami disuruh tidur.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana mata ini berinai air.
Menangis lantaran aku, ci intan, dan adik-adikku bertengkar,
untuk hal-hal yang sepele.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana seisi rumah tertawa.
Menertawai setiap polah anggota keluarga,
yang nggak terpikirkan.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana adik-adikku pagi kemarin.
Bangun tidur kesiangan, bergegas mandi, menyiapkan sarapan,
padahal detik jam terus menuju angka tujuh.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana aku bangun tengah malam.
Bangun lantaran aku terjatuh dari kasur,
malam itu aku bermimpi terjun payung.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat wajah-wajah kalian,
Ibu, papah, ci intan, mas didi, bisma, tanjung, satrio, dan tata.
Aku rindu rumah.

[24/07/10]

6 thoughts on “Sajak Rumah”

  1. Biar rumah orang lebih enak, biar hotel bintang lima sekalipun, gak akan bisa mengalahkan kenikmatan berada di rumahku, rumah yang dibangun oleh keringat ayah ibuku, rumah di mana aku bisa santai, bisa tidur dengan gaya apapun, bisa makan sambil buka baju n keringetan, rumah di mana aku bisa mendapatkan privasi dan kebersamaan…

    kangen sama rumah yaaa…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *