Pas sore-sore begini, suasana yang sumuk dengan secangkir kopi di hadapan, jadi ingat sewaktu nongkrong di Cirebon, beberapa pekan yang lalu. Waktu itu, nongkrong sejenak di Rumah Rengganis.

Cafe ala rumahan ini memang cukup spesial buat AkuBangkit. Karena Rumah Rengganis jadi tempat perjumpaan dengan teman lama dan dunia literasi, di antara sibuknya aktivitas kerja.

Waktu itu, cuma nongkrong sekitar dua jam dan menghabiskan satu cangkir kopi, namun sangat berkualitas. Momen singgah di Rumah Rengganis begitu menyegarkan dan menyenangkan.

Pas ingat momen itu, malah baru sadar kalau AkuBangkit belum cerita tentang Rumah Rengganis yang ada di Perum Taman Kota, Ciperna. Ternyata baru posting di instagram doang. Heuheu.

Oke deh. Sambil penyegaran dari hiruk pikuk wabah Corona, AkuBangkit cerita soal salah satu cafe kece di Cirebon ini yah. Lumayan lah buat referensi nongkrong kalau lagi di Cirebon. Apalagi harga-harganya terjangkau banget.

Baca Yuk: [Ulasan] Bingung Mencari Rekomendasi Hotel di Cirebon yang Harga Terjangkau tapi Fasilitas Oke, Tenang Ada Verse Hotel Cirebon!

Nongkrong Terwujud di Momen yang Tak Direncanakan.

Sudah lama penasaran dengan Rumah Rengganis. Cuma bisa penasaran lewat Instagram. Kayaknya asik nih nongkrong di Rumah Rengganis. Suatu saat harus coba nih, diniatkan begitu.

Nah, akhirnya momen itu muncul. Nggak terduga sama sekali. Nggak terencanakan juga. Waktu itu mendadak. AkuBangkit pas lagi di Cirebon, sedang menunggu jadwal kereta ke Jakarta pada siang hari.

Jam 9 pagi, tetiba ada ide untuk kontak Bos Yogi. Nama lengkapnya Yogi Yanto. Si Empunya Rumah Rengganis. Pengin dolan. Ternyata doi di rumah. Alhasil, langsung cuss pakai ojek online.

Dua puluhan menit perjalanan nggak masalah. Panas, terjang. Kulit menghitam, sudah biasa. Perasaan sudah kadung dipenuhi semangat untuk nyeruput kopi dan ngobrol asik.

Rumah Rengganis; Tempat Perjumpaan Kopi, Buku dan Obrolan Seru.

Rumah Rengganis pada dasarnya adalah rumah. Yang tinggal di situ suami istri. Yogi Yanto dan Nissa Rengganis. Bos Yogi itu mantan pegawai bank, sementara Nissa mantan staf ahli Fadli Zon di DPR dan kayaknya masih jadi dosen di Cirebon.

Baik Yogi maupun Nissa, keduanya teman lama AkuBangkit ketika masih kuliah di Universitas Jenderal Soedirman. Sesama anak Fisip, beberapa tahun silam. Jangan tanya tahunnya. Hihihi.

Rumah itu punya banyak banget koleksi buku. Ya, semacam perpustakaan pribadi. Nah, suatu saat, perpustakaan pribadi itu dibuka untuk umum sekaligus diubah menjadi tempat ngopi.

Rumah Rengganis yang ada di Perumahan Taman Kota Ciperna Blok R2 Nomor 11, Kabupaten Cirebon ini kental banget dengan nuansa komunitasnya. Jadi, sudah sesuai dengan niatannya menjadi ruang komunitas.

Terutama sih ya ruang bagi komunitas yang bergerak di dunia seni sastra dan teater. Karena itu, pada waktu-waktu tertentu, Rumah Rengganis bikin jadwal sharing dan diskusi.

Teman ngobrolnya juga keren-keren. Banyak tokoh dunia kasusastraan dan teater yang sudah nongkrong bareng anak muda Cirebon di Rumah Rengganis. Kalau nggak salah, ada Seno Gumira Ajidarma hingga KH D Zawawi Imron.

Jadi, selain nongkrong dan nyeruput kopi, kita bisa membaca dan membeli buku keren hingga ikut diskusi atau ikutan kelas-kelas sastra dan teater dengan mentor kece. Bahasanya promosi banget ya? Nggak lah, aslinya memang gitu kok.

Rumah Rengganis Cocok Untuk Mencari Inspirasi atau Sekadar Penyegaran

@RumahRengganis sepertinya di desain untuk memudahkan kita menemukan inspirasi. Inspirasi menciptakan karya. Terutama, karya-karya yang bersandar pada kekuatan konten.

Deretan buku-buku hingga obrolan yang ringan hingga yang filosofis bakal jadi perangsang inspirasi lahir berhamburan. Ide yang tadinya stuck dan mampet, menjadi mengalir dengan deras dan menyegarkan.

Ruangan Rumah Rengganis memang selayaknya rumah. Mulai dari dapur & bar hingga ruang tamu dan selasar rumah sangat nyaman untuk ngobrol atau sekadar kontemplasi. Secangkir kopi selalu tepat jadi teman untuk momen ini.

Pas ngobrol sama Bos Yogi sih, Rumah Rengganis mencoba mengajak kita untuk berpikir lebih mendasar dan filosofis. Tidak berpikir dan bertindak parsial dan melompat-lompak, seperti jamaknya umat kekinian.

Melihat masyarakat masa sekarang yang cenderung suka yang praktis, tidak memahami konten dan konteks-nya hingga minim aktivitas cek dan ricek, menularkan pemahaman yang mendasar dan fisolosif ada pentingnya juga.

Kan, sekarang ini banyak tuh orang-orang yang baru lihat covernya saja sudah “mengharamkan” sebuah buku dan pemahaman. Atau malah baru baca satu bab buku saja sudah merasa paling paham. Kan repot ya.

Tetapi, obrolan yang terkesan berat itu terasa ringan untuk diserap otak. Karena disampaikan dalam berbagai stimulan yang ringan dan secangkir kopi, tentunya.

Jika kamu penyuka buku dan kopi, atau cuma salah satunya, Rumah Rengganis menjadi destinasi yang menyenangkan. AkuBangkit juga pengin main lagi ke sana, suatu saat kelak.

Tetapi ingat ya! Rumah Rengganis nggak buka 24 jam. Jangan berharap juga buka sampai malam atau dini hari. Karena Rumah Rengganis tetaplah sebuah rumah. Butuh istirahat. Kayaknya bukanya juga cuma sampai jam 8 malaman.

Jangan Lupa Baca: Berbagi Cerita. Ini Tentang Bagaimana Virus Corona Covid-19 Berdampak pada Kehidupanku

Wow! Sore sudah semakin sore. Nggak terasa cerita singkat tentang Rumah Rengganis, nggak singkat juga. Hehehe. Ya, karena sebenarnya banyak yang perlu di ceritakan.

AkuBangkit sebenarnya seneng banget bisa main ke Rumah Ringganis. Karena, punya mimpi juga bisa mempunyai ruang kreatif yang asik buat upskilling sekaligus bersantai.

Tapi, mimpi itu belum tahu kapan bisa terwujud. Beberapa kali mencoba, masih belum bisa mewujudkannya dengan baik. Mungkin usahanya masih kurang kuat yah. Hehehe.

Nggak apa lah. Yang penting sekarang, rajin upload blog dulu. Aktivitas ngeblog juga sesuatu yang menyenangkan kok. Apalagi jalan-jalan dulu, habis itu nulis. Wah, asoy geboy. Ya kan?